Sunday 15 January 2017

Gili Trawangan: a Place from Heaven !

Keesokan harinya seusai sehari menjelajah Lombok dalam sehari, kami berangkat menuju Gili Trawangan. Ada dua cara menuju pulau yang kerap disebut Gili T ini, yaitu menggunakan speed boat dan slow boat. Tentu saja speed boat dikenai tarif yang jauh lebih mahal daripada slow boat. Karenanya kami memilih menggunakan slow boat yang dapat ditempuh dari Pelabuhan Bangsal, Lombok. Sebelum kami benar-benar di pelabuhannya, kami harus menanti di café dekat dengan pelabuhan sampai semua tamu dari Lombok yang akan menuju Gili Trawangan sampai. Selanjutnya kita bisa berjalan kaki menuju pelabuhan Bangsal. 

Setibanya di Pelabuhan Bangsal, kami membeli tiket terlebih dahulu di loket yang sudah disediakan. Per orang dikenai biaya Rp 15.000,00. Cukup murah dibandingkan dengan speed boat. Bedanya selain lebih lambat? Kita harus menunggu cukup orang yang menaiki kapal tersebut. Tidak masalah sih, karena kami sedang liburan juga, jadi kami nikmati selagi mengamati aktivitas masyarakat Lombok yang mempunyai usaha di Gili Trawangan / Gili Air / Gili Meno. Setiap harinya mereka berbelanja bahan pokok / bahan baku usaha di Lombok.

Loket penjualan tiket di Pelabuhan Bangsal, Lombok
Sumber: http://www.marijelajahindonesiaku.com/2012/07/informasi-penyeberangan-ke-gili-air.html

Sekitar satu jam tibalah kami di Gili Trawangan. Sangat breathtaking menurut saya 😍. Disambut pasir putih dan laut biru, hati saya pun langsung jatuh hati. Berasa melihat foto hihi. Inilah pertama kalinya saya berada di pulau kecil yang dengan sepeda dapat dikitari sekitar 30 menit saja. WOW banget rasanya 😆.
Pemandangan perdana di Gili T 

Tak lama kemudian kami berjalan kaki ke villa di mana kami akan menginap 3 hari ke depan. Namanya Black Penny Villas. Salah satu the best villa di Gili T menurut saya, dikarenakan lokasinya yang strategis (5 menit jalan kaki dari pelabuhan setempat) di pusat pulau dan fasilitas private swimming pool-nya yang bikin excited. Kapan lagi punya private swimming pool? 😎😍💆
Black Penny Villas dan restorannya
Hari Pertama

Tak kenal maka tak sayang, begitu juga dengan hari pertama kami di Gili T. Begitu keluar dari kamar hotel, saya langsung merasakan atmosfer Gili T, berasa nggak di Indonesia pokoknya hehe. Agak seperti Bali (banyak bule kali ya), tapi yang paling saya suka adalah pulau ini bebas polusi kendaraan bermotor! Pertama kalinya menginjakkan kaki di tempat di mana bebas polusi. Moda transportasi yang bisa kita temukan hanyalah Cidomo (delman dalam bahasa setempat) dan sepeda. Cidomo di Gili T ini tarifnya lumayan mahal dibandingkan di Kota Lombok. Satu kali putaran dikenakan tarif saat itu (tahun 2015) sebesar Rp 100.000,00. Tak heran karena di sini, semua harus didatangkan dari Lombok dan Gili T termasuk pulau dari 3 pulau yang paling jauh dari Lombok. Jangan kaget jika harga makanan dan minuman tergolong mahal di sini. 
Naik Cidomo memutari pulau
Kakak saya yang pernah berkunjung ke sini menyarankan untuk makan di kaki lima di pasar seni Gili Trawangan yang tidak jauh dari hotel. Harga makanan di sana cukup murah dibanding makan di café-café yang bertebaran di sini, waktu itu saya makan satu porsi nasi rames dibandrol dengan harga Rp 45.000,00. Pasar Seni waktu siang memang agak sepi penjual dan cenderung berdebu, namun malam hari adalah waktu yang pas untuk makan di sini. Lapangan yang siangnya sepi, pada malamnya akan sangat meriah dipenuhi oleh penjual-penjual makanan (yang paling banyak tentu saja fresh seafood, catch of the day).Yummy!
Pasar Seni Gili Trawangan
Hari Kedua

Hari kedua kami pun tak jauh dari moto 'santai kayak di pantai' 😎😋 Saya yang biasanya aktif selama liburan, di Gili T mencoba untuk take it easy. Siangnya kami memutuskan untuk menyewa dua sepeda untuk sehari penuh. Per sepeda dapat kita sewa dengan tarif Rp 50.000,00.
Tujuan pertama kami dengan sepeda menurut Trip Advisor adalah pusat penangkaran kura-kura yang tidak dikenakan biaya. Tempatnya cukup kecil, semacam pendopo dilengkapi dengan akuarium besar yang berisi bayi kura-kura yang lucu-lucu 💗.
Sisa hari kedua kami habiskan dengan berjemur (supaya saya tambah gosong haha) dan berenang di pantai dan berfoto menikmati keindahan alam pantai Gili T.




Hari Ketiga

Siang itu, kami putuskan mengikuti tur snorkling yang diadakan salah satu biro perjalanan yang dapat kita temukan di sepanjang pulau. Untuk mengikuti tur ini, kita diwajibkan memakai pelampung dan kacamata renang jika kita tidak bisa berenang. 

Bagi yang tidak ikut snorkling, jangan khawatir, kita tetap bisa menikmati perjalanan dengan boat ke tengah laut sambil melihat bawah laut via glass bottom. Plus kita juga akan mampir ke pulau lainnya. Kebetulan tur yang kami ikuti akan berhenti sejenak di Gili Air. 
Para perenang yang akan berenang dan melihat terumbu karang di sini dilarang untuk merusak terumbu karang. Sayang sekali banyak terumbu karang hancur karena perilaku penyelam yang tidak bertanggung jawab.


Gili Air
Setiba di Gili Air, kami dipersilakan makan dahulu di restoran yang telah dipesan sambil menikmati pemandangan dan sepinya Gili Air. Gili Air tergolong lebih sepi daripada Gili Trawangan, mungkin karena Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dan terpadat oleh anak muda.

Sorenya insting aktif saya kembali, kembali ke Gili T setelah seharian mengikuti tur snorkling, tidak membuat saya lelah. Saya mengajak suami untuk menikmati sunset di spot terkenal di Gili T, yaitu ayunan di tepi pantai yang tepatnya terletak di depan Hotel Ombak Sunset. Kami kembali mengayuh sepeda untuk ke sana dengan bantuan petunjuk dari petugas hotel. Pokoknya putari saja, pasti akan ketemu 😀.

Berfoto di tempat ini sebetulnya tidak gratis, ada dua fotografer yang akan memotret kita dan foto kita akan dicetak dan kita bisa membelinya di dalam Hotel Ombak Sunset. Tapi karena waktu tidak memungkinkan (foto akan jadi di waktu saya sudah meninggalkan Gili T), saya meminta fotografer untuk mengambil foto romantis kami di ayunan dengan menggunakan kamera di telepon. Jangan salah, hampir semua orang yang mengantri berfoto pun melakukan hal yang sama. Antrinya cukup panjang lho 😄.

Setelah berpose romantis 😙 kami kembali mengayuh sepeda dengan niat memutari pulau. Waktu itu hari mulai gelap dan kami sempat berada di tempat yang kami tidak tahu di mana. Pokoknya agak ngeri feelingnya hahaha. Ada bagian di mana batu-batu terjal menghadang di bawah sementara kami harus menuntun sepeda melewati jalan kecil di tepi pantai. Untungnya tak lama kemudian kami berhasil kembali ke pusat keramaian pulau dan hari itu ditutup dengan lezatnya cumi bakar yang disajikan dengan sambal. Life is beautiful 😋😊😄

Hari Keempat

Huaaaa..hari terakhir di Gili T telah tiba. Kami harus pagi-pagi kembali ke Padang Bai, Bali untuk nantinya kembali ke Jogjakarta via Bandara Ngurah Rai, Bali. Kali ini kami ke Bali menggunakan speed boat. Tarifnya adalah Rp 250.000,00/orang. 
Antrian untuk masuk ke kapal



Berat rasanya meninggalkan Gili Trawangan. Ingin rasanya tinggal di sana lebih lama. Pokoknya setelah Gili Trawangan dan Lombok, kami berencana untuk lebih mengeksplorasi tanah air saya tercinta ini, yang kaya akan pulau-pulau cantik di seluruh Indonesia. We love you Gili Trawangan 💘


No comments:

Post a Comment